Mengapa croissant begitu terkenal dan disukai? Croissant berasal dari negeri Perancis. Kata croissant (lafalnya: kroasãn) dalam bahasa Perancis berarti bentuk bulan sabit, yaitu bentuk dari roti ini. Di dalam bahasa Inggeris, padan-katanya adalah crescent. Ada yang bilang bahwa sebenarnya croissant itu sama saja dengan roti-roti yang lain, tapi karena “berbau” Perancis kita jadi latah ikut-ikutan, dan “sok-sok” an menyukainya. Mungkin saja hypothese ini benar, tapi itu tidak penting. Memang pada kenyataannya segala sesuatu yang “berbau” Perancis memiliki nilai jual yang lebih tinggi, entah mengapa? Leonardo da Vinci adalah orang Itali tapi menjadi terkenal setelah tinggal di Perancis. Begitu juga dengan pelukis Pablo Picasso yang orang Spanyol itu.
Ternyata kemasyhuran croissant yang sampai mendunia ini adalah juga berkat “bau” Perancisnya. Sayapun tidak pernah menyangka bahwa asal-muasal croissant
ini datang dari negeri Austria. Banyak versi yang mengisahkan asal mula
roti croissant ini. Data yang paling akurat adalah berdirinya sebuah
toko roti atau boulangerie (bakery) “Viennoise” pada tahun 1838 di Paris, tepatnya di 92, rue de Richelieu dekat l’Opéra.
Pemiliknya adalah seorang ex perwira artileri Austria bernama August
Zang. Kekhususan toko roti ini adalah menjual roti-roti khas Austria
yaitu Kipferl (cikal-bakal croissant) dan Viennois (seperti roti
baguette Perancis tapi beruas-ruas agar mudah dipotong dengan tangan).
Kisah lain tentang sejarah croissant yang lebih tua tercatat sejak abad
ke 17. Pada masa itu Perancis baru saja menang berperang melawan Turki.
Sebagaimana diketahui bahwa tentara Turki ini beragama Islam dan selalu
membawa bendera dan panji-panji berlambangkan bulan sabit atau crescent.
Sayang tidak ada data-data yang lebih rinci yang menggambarkan hubungan
antara perang agama pada waktu itu dengan bentuk croissant yang kita
kenal sekarang.
Yang paling menarik adalah cerita tentang asal usul kipferl yang merupakan nenek-moyang atau cikal-bakal dari croissant.
Kejadiannya berlangsung pada abad ke 13. Pada masa itu Kekaisaran
Austria mempunyai banyak musuh sehingga tentaranya selalu berada dalam
keadaan siap siaga setiap saat. Akibatnya tentara dari negara-negara
musuh tidak bisa dengan gampang-gampang menyerang tanpa diketahui oleh
para pengintai Austria. Bangsa Austria, sebagaimana halnya dengan banyak
bangsa-bangsa Eropa lainnya mempunyai kebiasaan bangun pagi, sarapan
roti, minum susu atau kopi dan kemudian bekerja keras sehari penuh.
Kebutuhan akan roti untuk sarapan pagi ini membuat para pembuat dan
penjual roti bisa mencari nafkah dengan pendapatan yang baik. Kalau
orang lain bekerja keras seharian penuh pada siang hari, para tukang
roti ini bekerja keras sejak dini hari agar roti-roti bisa siap dan
dijual sebelum waktu sarapan pagi. Suatu ketika, tentara musuh-musuh ini
berencana untuk melakukan penyerbuan pada dini pagi hari dengan
perhitungan bahwa para penduduk Austria masih lelap tidur. Mereka tidak
memperhitungkan bahwa pada dini pagi hari itu para tukang pembuat roti
ini sudah sibuk bekerja keras untuk nafkah mereka sehari-hari. Pada hari
penyerangan itu, suara derap kaki kuda tentara musuh itu sudah
terdengar dari kejauhan oleh para pembuat roti tersebut. Mereka segera
melaporkan kejadian itu kepada pos garnisun terdekat. Secepat kilat,
petugas garnisun memberitahukan kepada para komandan jaga tentang semua
hal yang dilaporkan oleh penduduk.
Singkat cerita perangpun pecah dan
musuhpun berhasil dipukul mundur. Kejadian tentang serangan musuh pada
pagi hari buta yang ternyata bisa diketahui oleh para pembuat roti ini
juga dilaporkan kepada Kaisar Austria. Kepada para tukang pembuat roti
ini Kaisar memberi hadiah atas jasa-jasa mereka, dan memerintahkan agar
membuat roti khusus yang bisa mengingatkan mereka semua atas kejadian
ini. Akhirnya mereka semua bersepakat untuk membuat roti kipferl, yang sekarang kita kenal dengan nama croissant,
yang mengambil bentuk ladam atau tapal kuda (seperti huruf U). Memang
sejak dulu manusia menyukai lambang-lambang. Yang menyelamatkan Austria
dari serangan musuh kala itu memang suara gemuruh yang dibuat oleh
tapal-tapal (sepatu) kuda tentara musuh. Tapi sekarang masa perang sudah
lampau, rasa croissant sekarang lebih banyak mendatangkan rasa dan
suasana damai. Dan jangan lupa, kopi susunya encer saja dan diseruput
selagi panas-panas.
Diambil dari https://www.kompasiana.com/suhanditamantimur/54ffb7a48133115761fa6f9d/asal-usul-roti-croissant
wah, ternyata tidak menyangka roti croissant menyimpan sejarah. Apakah ada ulasan lain tentang makanan khas Perancis?
ReplyDeletesementara ini masih croissant saja. tetapi, untuk ke depannya, pembelajaran akan diarahkan pula untuk pengenalan makanan khas roti baquet, dsb.
Delete